Saturday, September 15, 2012

Bencana Longsor Akan Ancam Ambon


Mila Wijayanti
AMBON--MICOM: Ancaman longsor di Kota Ambon sangat nyata. Selama periode 1 Januari hingga 4 Agustus 2012 jumlah korban meninggal akibat bencana di Maluku 110 orang. DR Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB mencatat 33 orang meninggal akibat banjir dan longsor. Tiga orang akibat puting beliung, 69 orang akibat kecelakaan laut dan 5 orang kena demam berdarah. Dari 33 orang meninggal karena longsor dan banjir tersebut, di antaranya longsor pada 19 Juni 2012 di Kecamatan Sirimau, Kota Ambon yang menyebabkan 11 orang meninggal, dan banjir dan longsor pada 1 Agustus 2012 dengan korban 10 orang meninggal. Topografi dan geomorfologi Kota Ambon merupakan bagian kepulauan Maluku dari pulau-pulau busur vulkanis. Sebagian besar berbukit dan berlereng terjal. Sebanyak 73% luas wilayah berlereng terjal, dengan kemiringan di atas 20%. Hanya 17% wilayah daratan yang datar/landai dengan kemiringan kurang dari 20%. Masyarakat memilih hunian pada daerah lereng/perbukitan karena daerah datar sudah terbatas dan mahal. Berkembangnya permukiman di kota juga dipengaruhi bertambahnya pendatang baru dari masyarakat dari kabupaten/kota lain di wilayah Maluku yang menetap di kota ini karena terkait dengan pendidikan, ekonomi dan lainnya. (sumber : Media Indonesia ) Critical review : Menurut saya Pertumbuhan penduduk yang tidak berimbang dengan ketersediaan lahan yang murah, masyarakat cenderung membangun ke arah perbukitan yang rawan longsor. ditambah lagi dengan banyaknya gempa bumi di sekitar Maluku menyebabkan konsolidasi struktur tanah melemah. Juga intensitas hujan di Maluku yang terus meningkat. Maka longsor akan mudah terjadi. menurut saya harusnya pemda menjadikan penanggulangan bencana menjadi salah satu prioritas pembangunan. Karena pembangunan harus memperhatikan bagaimana keadaan lingkungan sekitar dan ekonomi serta kebudayaan masyarakatnya sangat menentukan terbentuknya suatu kota dengan tatanan yang teratur,rapi dan nyaman. Dari sektor ekonomi harusnya pemerintah meingkatkan anggaran untuk penanggulangan bencana di daerah. Sebab masih terbatas. Tahun 2012 dana untuk penanggulangan bencana di BPBD hanya Rp662 juta dari total APBD Maluku yang Rp1,1 triliun atau hanya 0,06 %. Sementara dari segi geografis daerah rawan bencana di Maluku adalah Sebanyak 73% luas wilayah berlereng terjal, dengan kemiringan di atas 20%. Hanya 17% wilayah daratan yang datar/landai dengan kemiringan kurang dari 20%. Untuk itu pemerintah harus memikirkan bagaimana planning kedepan agar daerah di Maluku bisa terbangun dengan baik meski didaerah perbukitan dan meminimalkan resiko bencana,sehingga dana dari pemerintah tentang bencana dapat digunakan secara maksimal.

No comments:

Post a Comment